C-O-K-L-A-T .
6 kata dengan sensasi berjuta. coklat merupakan salah satu makanan
favorit semua orang. Nah, bagaimana jika kita mendapat kiriman sekotak
penuh coklat dari seseorang yang dekat di hati? Senang pasti. Tapi
tunggu...sejauh ini pernahkah kamu menderita gangguan sakit maag? Jika
ya, batasi konsumsi coklat. Sekotak penuh tak berarti harus dihabiskan
semua jika tak mau menderita belakangan.
Tahukah kamu, coklat, kopi, teh dan minuman lain yang mengandung kafein
amat tak bersahabat bagi lambung, khususnya bagi mereka yang rentan
terkena gejala sakit maag?
Mungkin ada sedikit protes, kok coklat sih? Apa boleh buat. Coklat
termasuk dalam daftar makanan yang kerap menjadi penyebab terjadinya
nyeri lambung. Bayangkan jika lambung kamu berulah, mau meluruskan badan
saja susah, bawaannya jutek melulu. Teman pun takut untuk mendekat.
Gejala seperti nyeri lambung, terasa seperti ditusuk-tusuk, kadang
disertai rasa panas terbakar, mual, kembung atau lebih dikenal sebagai
gejala sakit maag, adalah salah satu efek samping dari kandungan kafein
di coklat yang nikmat itu.
Kafein dalam coklat dapat merangsang sekresi berlebihan asam lambung
dan akhirnya bisa mengakibatkan asam lambung berbalik ke kerongkongan
(refluks). Asal kamu tahu, coklat mengandung konsentrasi theobromine
(sebuah senyawa yang terjadi secara alami di sejumlah tanaman seperti
kakao, teh dan kopi), yang melenturkan klep kerongkongan bawah (lower
esophageal sphincter. Mengendurnya katup alami ini membuat asam lambung
naik, mengiritasi dinding lambung, yang kita rasakan sebagai sensasi
nyeri dan panas terbakar.
Makanan berlemak umumnya sulit dicerna, sehingga memperlambat
pengosongan lambung. Hal ini dapat menyebabkan naiknya peregangan di
lambung yang akhirnya dapat meningkatkan kadar asam lambung. Peningkatan
asam lambung inilah yang memicu munculnya rasa nyeri, seperti terbakar,
sebagai gejala sakit maag.
Lantas, apakah tak boleh mengonsumsi coklat sama sekali? Tergantung,
relatif pada setiap individu. Ketahanan lambung pada setiap orang
berbeda. Ada yang baru mengunyah sebatang coklat ukuran kecil, namun
lambung sudah 'berontak'. Ada juga yang menghabiskan sepotong besar
coklat batang, namun tetap nyaman saja. Namun ingat, kondisinya berbeda
pada setiap orang. Lebih baik lagi jika kamu konsultasikan dengan
dokter, berapa banyak coklat yang boleh kamu konsumsi, apalagi jika kamu
pernah punya pengalaman tersiksanya sakit maag.
Jumat, 01 Juni 2012
BAHAYA dibalik NIKMATNYA COKLAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar